Navigation


RSS : Articles / Comments


SOCIAL RELATIONSHIPS THEORY

10:55 AM, Posted by By Communicator 12, No Comment

(Teori Hubungan Sosial)

Definisi Hubungan Sosial

Suatu kegiatan yang menghubungkan kepentingan antarindividu, individu dengan kelompok atau antar kelompok yang secara langsung ataupun tidak langsung. Dalam teori ini berarti hubungan antara media massa – khalayak.
Hubungan yang terjalin terlihat melalui dampak kehadiran media massa ditengah-tengah kehidupan sosial.

Sejarah Teori Hubungan Sosial

Teori ini dikemukakan oleh Melvin L. DeFleur, menjelaskan bahwa hubungan sosial secara informal berperan penting dalam merubah perilaku seseorang ketika diterpa pesan komunikasi massa.

Pesan media disampaikan melalui perantara/tidak langsung (opinion leader). Opinion leader adalah orang yang secara informal dapat mempengaruhi tindakan atau sikap dari orang-orang lain, baik mereka orang sedang mencari-cari informasi (opinion seeker) atau yang sekedar menerima informasi secara pasif (opinion recipient). Pada dasarnya pesan-pesan komunikasi massa lebih banyak diterima individu melalui hubungan personal dibanding langsung dari media massa.

Informasi melalui media massa tersebar melalui hubungan-hubungan sosial di dalam masyarakat. Teori ini berhubungan dengan teori Two Step Flow Communication.
Orang yang sering terlibat dalam komunikasi dengan media massa itu disebut dengan pemuka pendapat (sebagai terjemahan dari opinion leader), karena pada kenyataannya mereka berperan penting dalam membantu pembentukan pengumpulan suara dalam rangka pemilihan umum.mereka tidak hanya meneruskan informasi, tetapi juga menjadi pengaruh interprestasi khalayak sekitar terhadap pesan komunikasi yang mereka terima.
Suatu penelitian menemukan adanya semacam kegiatan informasi melalui dua tahapan besar. Pertama, informasi bergerak dari media kepada orang-orang yang secara relatif banyak pengetahuannya. (well informed). Kedua, informasi bergerak dari orang-orang itu melalui saluran antarpribadi (interpersonal channels) mereka yang kurang diterpa media dan banyak bergantung pada orang lain mengenai suatu informasi. Situasi komunikasi seperti ini dikenal sebagai arus komunikasi dua tahap ( two step flow of communication)
Asumsi-asumsi dalam teori hubungan sosial :
• informasi bergerak dari media kepada orang-orang yang secara relatif banyak pengetahuannya. (well informed).
• informasi bergerak dari orang-orang itu melalui saluran antarpribadi (interpersonal channels) mereka yang kurang diterpa media dan banyak bergantung pada orang lain mengenai suatu informasi.
• Opinion Leader tidak hanya meneruskan informasi, tetapi juga interpretasi terhadap pesan komunikasi yang mereka terima.
• Seorang pemuka pendapat (opinion leader) dalam berkomunikasi dengan media massa berperan penting dalam membantu pembentukan persepsi dan interpretasi khalayak sekitar dalam menanggapi pesan komunikasi massa yang mereka terpa.
Teori Hubungan Sosial Pada Kehidupan Nyata.
Contoh nyata yang bisa kita temui di kehidupan masyarakat adalah: masyarakat desa yang mengikuti apa yang dilakukan oleh sesepuh mereka, baik dari segi politik, cara bersosial, tanggapan terhadap rumor yang ramai dimedia massa, dan lain sebagainya. Lebih spesifiknya, kaum santri di Madura yang mengikuti apa-apa yang diperintahkan oleh opinion leader mereka, dalam hal ini, adalah kiai, maka tak jarang, ketika mendekati pemilu, para calon presiden bersilaturrahmi ke pesantren-pesantren, dan langsung menemui kiai untuk beramah-tamah, maksud utamanya adalah, untuk mendapatkan dukungan suara besar dengan hanya mendatangi satu atau beberapa orang saja.
Ketika Opinion leader memiliki persepsi baik terhadap partai A, maka tanpa disuruhpun, khalayak sekitar mengikuti apa yang dipilih oleh Opinion Leader mereka, maka pesan media massa yang menerpa Opinion Leader lebih efektif daripada pesan yang sampai kepada khalayak.

DAFTAR PUSTAKA
http://mantanresidivis.wordpress.com/2010/05/07/314/
www.direxionconsulting.com
http://episentrum.com/search/teori%20hubungan%20sosial

strategi manajemen konflik

10:47 AM, Posted by By Communicator 12, One Comment

Menurut Stevenin (2000, pp.134-135), terdapat lima langkah meraih kedamaian dalam konflik. Apa pun sumber masalahnya, lima langkah berikut ini bersifat mendasar dalam mengatasi kesulitan:

1. Pengenalan
Kesenjangan antara keadaan yang ada diidentifikasi dan bagaimana keadaan yang seharusnya. Satu-satunya yang menjadi perangkap adalah kesalahan dalam mendeteksi (tidak mempedulikan masalah atau menganggap ada masalah padahal sebenarnya tidak ada).
2. Diagnosis
Inilah langkah yang terpenting. Metode yang benar dan telah diuji mengenai siapa, apa, mengapa, dimana, dan bagaimana berhasil dengan sempurna. Pusatkan perhatian pada masalah utama dan bukan pada hal-hal sepele.

3. Menyepakati suatu solusi
Kumpulkanlah masukan mengenai jalan keluar yang memungkinkan dari orang-orang yang terlibat di dalamnya. Saringlah penyelesaian yang tidak dapat diterapkan atau tidak praktis. Jangan sekali-kali menyelesaikan dengan cara yang tidak terlalu baik. Carilah yang terbaik.

4. Pelaksanaan
Ingatlah bahwa akan selalu ada keuntungan dan kerugian. Hati-hati, jangan biarkan pertimbangan ini terlalu mempengaruhi pilihan dan arah kelompok.

5. Evaluasi
Penyelesaian itu sendiri dapat melahirkan serangkaian masalah baru. Jika penyelesaiannya tampak tidak berhasil, kembalilah ke langkah-langkah sebelumnya dan cobalah lagi.

Stevenin (1993 : 139-141) juga memaparkan bahwa ketika mengalami konflik, ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan di tengah-tengah konflik, yaitu:
1. Jangan hanyut dalam perebutan kekuasaan dengan orang lain. Ada pepatah dalam masyarakat yang tidak dapat dipungkiri, bunyinya: bila wewenang bertambah maka kekuasaan pun berkurang, demikian pula sebaiknya.
2. Jangan terlalu terpisah dari konflik. Dinamika dan hasil konflik dapat ditangani secara paling baik dari dalam, tanpa melibatkan pihak ketiga.
3. Jangan biarkan visi dibangun oleh konflik yang ada. Jagalah cara pandang dengan berkonsentrasi pada masalah-masalah penting. Masalah yang paling mendesak belum tentu merupakan kesempatan yang terbesar.

Menurut Wijono (1993 : 42-125) strategi mengatasi konflik, yaitu:

Strategi Mengatasi Konflik Dalam Diri Individu (Intraindividual Conflict)
Menurut Wijono (1993 : 42-66), untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling tidak tujuh strategi yaitu:
1) Menciptakan kontak dan membina hubungan
2) Menumbuhkan rasa percaya dan penerimaan
3) Menumbuhkan kemampuan /kekuatan diri sendiri
4) Menentukan tujuan
5) Mencari beberapa alternatif
6) Memilih alternatif
7) Merencanakan pelaksanaan jalan keluar

Strategi Mengatasi Konflik Antar Pribadi (Interpersonal Conflict)
Menurut Wijono (1993 : 66-112), untuk mengatasi konflik dalam diri individu diperlukan paling tidak tiga strategi yaitu:

1) Strategi Kalah-Kalah (Lose-Lose Strategy)
Beorientasi pada dua individu atau kelompok yang sama-sama kalah. Biasanya individu atau kelompok yang bertikai mengambil jalan tengah (berkompromi) atau membayar sekelompok orang yang terlibat dalam konflik atau menggunakan jasa orang atau kelompok ketiga sebagai penengah.
Dalam strategi kalah-kalah, konflik bisa diselesaikan dengan cara melibatkan pihak ketiga bila perundingan mengalami jalan buntu. Maka pihak ketiga diundang untuk campur tangan oleh pihak-pihak yang berselisih atau barangkali bertindak atas kemauannya sendiri. Ada dua tipe utama dalam campur tangan pihak ketiga yaitu:
a. Arbitrasi (Arbitration)
Arbitrasi merupakan prosedur di mana pihak ketiga mendengarkan kedua belah pihak yang berselisih, pihak ketiga bertindak sebagai hakim dan penengah dalam menentukan penyelesaian konflik melalui suatu perjanjian yang mengikat.
b. Mediasi (Mediation)
Mediasi dipergunakan oleh Mediator untuk menyelesaikan konflik tidak seperti yang diselesaikan oleh abriator, karena seorang mediator tidak mempunyai wewenang secara langsung terhadap pihak-pihak yang bertikai dan rekomendasi yang diberikan tidak mengikat.

2) Strategi Menang-Kalah (Win-Lose Strategy)
Dalam strategi saya menang anda kalah (win lose strategy), menekankan adanya salah satu pihak yang sedang konflik mengalami kekalahan tetapi yang lain memperoleh kemenangan.
Beberapa cara yang digunakan untuk menyelesaikan konflik
dengan win-lose strategy (Wijono, 1993 : 44), dapat melalui:
a. Penarikan diri, yaitu proses penyelesaian konflik antara dua atau lebih pihak yang kurang puas sebagai akibat dari ketergantungan tugas (task independence).
b. Taktik-taktik penghalusan dan damai, yaitu dengan melakukan tindakan perdamaian dengan pihak lawan untuk menghindari terjadinya konfrontasi terhadap perbedaan dan kekaburan dalam batas-batas bidang kerja (jurisdictioanal ambiquity).
c. Bujukan, yaitu dengan membujuk pihak lain untuk mengubah posisinya untuk mempertimbangkan informasi-informasi faktual yang relevan dengan konflik, karena adanya rintangan komunikasi (communication barriers).
d. Taktik paksaan dan penekanan, yaitu menggunakan kekuasaan formal dengan menunjukkan kekuatan (power) melalui sikap otoriter karena dipengaruhi oleh sifat-sifat individu (individual traits).
e. Taktik-taktik yang berorientasi pada tawar-menawar dan pertukaran persetujuan sehingga tercapai suatu kompromi yang dapat diterima oleh dua belah pihak, untuk menyelesaikan konflik yang berkaitan dengan persaingan terhadap sumber-sumber (competition for resources) secara optimal bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

3) Strategi Menang-Menang (Win-Win Strategy)
Penyelesaian yang dipandang manusiawi, karena menggunakan segala pengetahuan, sikap dan keterampilan menciptakan relasi komunikasi dan interaksi yang dapat membuat pihak-pihak yang terlibat saling merasa aman dari ancaman, merasa dihargai, menciptakan suasana kondusif dan memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi masing-masing dalam upaya penyelesaian konflik. Jadi strategi ini menolong memecahkan masalah pihak-pihak yang terlibat dalam konflik, bukan hanya sekedar memojokkan orang.
Strategi menang-menang jarang dipergunakan dalam organisasi dan industri, tetapi ada 2 cara didalam strategi ini yang dapat dipergunakan sebagai alternatif pemecahan konflik interpersonal yaitu:
a. Pemecahan masalah terpadu (Integrative Problema Solving) Usaha untuk menyelesaikan secara mufakat atau memadukan kebutuhan-kebutuhan kedua belah pihak.
b. Konsultasi proses antar pihak (Inter-Party Process Consultation) Dalam penyelesaian melalui konsultasi proses, biasanya ditangani oleh konsultan proses, dimana keduanya tidak mempunyai kewenangan untuk menyelesaikan konflik dengan kekuasaan atau menghakimi
salah satu atau kedua belah pihak yang terlibat konflik

Strategi Mengatasi Konflik Organisasi (Organizational Conflict)
Menurut Wijono (1993, pp.113-125), ada beberapa strategi yang bisa dipakai untuk mengantisipasi terjadinya konflik organisasi diantaranya adalah:

1) Pendekatan Birokratis (Bureaucratic Approach)
Konflik muncul karena adanya hubungan birokratis yang terjadi secara vertikal dan untuk menghadapi konflik vertikal model ini, manajer cenderung menggunakan struktur hirarki (hierarchical structure) dalam hubungannya secara otokritas. Konflik terjadi karena pimpinan berupaya mengontrol segala aktivitas dan tindakan yang dilakukan oleh bawahannya. Strategi untuk pemecahan masalah konflik seperti ini biasanya dipergunakan sebagai pengganti dari peraturan-peraturan birokratis untuk mengontrol pribadi bawahannya. Pendekatan birokratis (Bureaucratic Approach) dalam organisasi bertujuan mengantisipasi konflik vertikal (hirarkie) didekati dengan cara menggunakan hirarki
struktural (structural hierarchical).

2) Pendekatan Intervensi Otoritatif Dalam Konflik Lateral (Authoritative Intervention in Lateral Conflict)
Bila terjadi konflik lateral, biasanya akan diselesaikan sendiri oleh pihak-pihak yang terlibat konflik. Kemudian jika konflik tersebut ternyata tidak dapat diselesaikan secara konstruktif, biasanya manajer langsung melakukan intervensi secara otoratif kedua belah pihak.

3) Pendekatan Sistem (System Approach)
Model pendekatan perundingan menekankan pada masalah-masalah kompetisi dan model pendekatan birokrasi menekankan pada kesulitan-kesulitan dalam kontrol, maka pendekatan sistem (system Approach) adalah mengkoordinasikan masalah-masalah konflik yang muncul.
Pendekatan ini menekankan pada hubungan lateral dan horizontal antara fungsi-fungsi pemasaran dengan produksi dalam suatu organisasi.

4) Reorganisasi Struktural (Structural Reorganization)
Cara pendekatan dapat melalui mengubah sistem untuk melihat kemungkinan terjadinya reorganisasi struktural guna meluruskan perbedaan kepentingan dan tujuan yang hendak dicapai kedua belah pihak, seperti membentuk wadah baru dalam organisasi non formal untuk mengatasi konflik yang berlarut-larut sebagai akibat adanya saling ketergantungan tugas (task interdependence) dalam mencapai kepentingan dan tujuan yang berbeda sehingga fungsi organisasi menjadi kabur.

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2010/04/manajemen-konflik-definisi-ciri-sumber.html
Stevenin (2000, pp.134-135)
Wijono (1993 : 66-112)

warnet full movie malang

8:04 PM, Posted by By Communicator 12, One Comment

Warnet n Game online Lengkap Murah Cepat update: blu-ray quality movie: -INCEPTION -RESIDENT EVIL - AFTERLIFE -Scott.Pilgrim.Vs.The.World.2010 -SORCERERS APPRENTICE -STEP UP 3 -TWILIGHT ECLIPSE -VAMPIRE ASSISTANCE -VAMPIRE SUCK -WALKING DEAD -FRINGE (ALL SERIES) -ALICE IN WONDERLAND -AMERICAN PIE 7 -FINAL DESTINATION 4 -FINAL DESTINATION 3D -ICE AGE 3 -HARRY POTTER 7 -IP MAN 3 -NINJA ASSASIN -FORBIDDEN PARTY (MIYABI) -dll (100 list film, selalu update ) games online: - Point Blank - warcraft DOTA games offline: - all game house (registered version) - farm frenzy 3 (registered version) - crimsonland (registered version) - super mario 3D (registered version) - dll ( selalu update ) editing tools: - Corel Draw - Word 2007 - Open Office - 3D video Max - Flash maker - photoscape - dll ( selalu update ) music list: - West : A-Z - indo : A-Z - Dugem : A-Z - Dangdut : A-Z - Instrument : A-Z - Japan : A-Z - V.Clip : A-Z - Arabic : A-Z Master Program - mini Lyric (untuk tampilkan lirik lagu otomatis) - Tuneup 2010 - jet audio - avira - avast - avg - ansav - flash player - gom player - adobe reader - IZarc - WinRAR - IDM - Foxit Reader - Jet Audio - K-Lite - Nokia PC Suite - Samsung PC studio - Open Office - All Office 2007 Portable - camfrog - daemon - Symantec norton ghost - dll ( lebih dari 100 master, selalu update ) Spek Komputer : - Pentium 4 3,0 GHZ (P4 tercepat) - Memory 1 GB - VGA NVidia Geforce Zotac 256 MB (gamer version) - Monitor LG 15" LCD - 4 port USB Interior : - terlalu Privasi (tertutup depan-samping) - meja komputer pro-design - smoking area - kursi lebar busa untuk 2 orang - headset sturdy PAKET : - 2 Jam 5500 - 3 jam 8000 - malam 8 jam 10000 - SUPER HOT Sore: 5000 3 jam (1600/jam) - reguler 3000/jam Parking area: - BEBAS PARKIR, AMAN Operator: -Mahasiswi-mahasiswa cantik n ganteng only. Minuman: - semua jenis kopi, moca, good day, susu, dll LOkASI: JL. Bendungan Sutami 18C (depan indomaret bend. sutami) Malang EL-Fast.Net

Bullet Theory

6:28 PM, Posted by By Communicator 12, No Comment

TEORI PELURU ( BULLET THEORY ) "Teori Peluru". Di dalam teori ini dijelaskan bahwa sebuah media massa memiliki kekuatan dan pengaruh yang sangat besar dalam hal kehidupan masyarakat. Teori ini juga dikenal dengan nama Teori Jarum Hypodermic atau Teori Jarum Suntik. Dalam teori ini digambarkan/dianalogikan bahwa bila seseorang telah disuntikkan obat bius maka orang itu tidak akan berdaya. Teori ini menyatakan keadaan khalayak yang pasif sehingga sangat mudah dipengaruhi. Dalam sejarah terjadi efek media massa yang sangat menggambarkan teori ini. Adalah di Tahun 1938, kala itu terjadi di Amerika Serikat, sebuah radio yang bernama Orson Welles menanyangkan memutarkan sebuah drama radio tentang serangan (invasi) makhluk luar angkasa ke bumi. Semua orang menjadi panik bahkan mereka memutuskan untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman padahal itu hanyalah sebuah drama radio. Selain itu, saya juga sering mendengar di Tv sebuah berita yang menginformasikan bahwa seseorang melakukan tindak kejahatan (pemerkosaan) karena habis menonton film porno. Dalam ilmu komunikasi massa, ada teori yang dinamakan "teori peluru" atau "jarum suntik". Teori ini menggambarkan kedahsyatan media massa yang segera dapat memberikan efek langsung kepada khalayak pendengar, pembaca, ataupun pemirsa. Pernah terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1938, sebuah stasiun radio Orson Welles menyiarkan tentang invasi dari makhluk Mars. Efek dari siaran tersebut membuat ratusan ribu orang panik. Pada tahun 1940-an Hitler dan Goebbels menggiring jutaan orang untuk turut dalam perjuangan mereka di Jerman Nazi hanya melalui siaran radio dan film. Kita tahu, sejarah telah mencatat seorang Hitler mampu membakar semangat prajuritnya serta mengguncang dunia melalui media massa. Terutama produk penyiaran yang potensial mengontaminasi moral dan budaya bangsa, seperti iklan-iklan porno, penerbitan yang mengeksploitasi pornografi, VCD porno, dan selera rendah lainnya. Di sisi lain, juga dituntut komitmen dan integritas moral yang tinggi dari semua stakeholders di bidang media massa. Sudah seharusnya kita dapat memilah dan memilih informasi yang akan disampaikan kepada publik secara luas. Jangan pertaruhkan masa depan republik ini dengan informasi-informasi dan iklan-iklan murahan. Contoh penelitian menggunakan teori peluru : Kehadiran televisi dalam industri audio visual sebagai sarana informasi sekaligus hiburan memberikan dampak yang bermacam-macam. Saat ini juga muncul banyak sekali film-film televisi, termasuk film kartun anak-anak yang menyajikan adegan kekerasan. Adegan-adegan ini diduga memberikan dampak yang negatif bagi perilaku anak-anak, termasuk tindakan agresi. Film Dragon Ball merupakan salah satu film yang sangat digemari oleh anak-anak yang didalamnya menyajikan banyak sekali adegan kekerasan, baik secara fisik, penyerangan terhadap benda mati dan binatang, menyerang secara verbal (dengan menggunakan kata-kata) maupun perampasan terhadap hak milik orang lain. Tanpa mereka sadari perilaku para tokoh dalam film yang mengarah pada kekerasan tersebut seringkali mereka contoh atau ditiru.

Analisis Jaringan Komunikasi

6:27 PM, Posted by By Communicator 12, No Comment

.ANALISIS JARINGAN KOMUNIKASI Istilah jaringan komunikasi menyatakan suatu sistem yang menyalurkan informasi diantara anggota sebuah kelompok. Jaringan komunikasi dapat dipandang sebagai satu dari dua jenis utama, informal atau formal. Jaringan informal sering kali disebut sebagai jaringan komunikasi sesaat. Jaringan-jaringan ini terjadi dalam komunikasi antarpribadi di mana tak seorang pun secara sadar menentukan atau menggunakan titik kontak tertentu. Namun, jaringan-jaringan itu muncul ketika para peserta secara bebas berinteraksi dengan setiap orang, dalam tingkat frekuensi dan intensitas yang berbeda. Beberapa kajian telah menunjukkan bahwa sepanjang waktu jaringan-jaringan sesaat ini cenderung menjadi sumber informasi yang stabil dan dapat diandalkan, contohnya rumor dan gosip. Jaringan formal sering kali dianggap sebagai jaringan komunikasi terencana. Jaringan ini adalah suatu jenis komunikasi antarpribadi di mana interaksinya terjadi dalam jaringan yang secara sengaja dirancang. Jadi, jaringan ini mempunyai bentuk. Dalam proses pembentukannya, pertimbangan utamanya adalah faktor status dan peranan. Banyak kehidupan masyarakat dewasa ini membutuhkan terbentuknya jaringan komunikasi. Kedua jenis jaringan ini mempunyai jaringan keterhubungan yaitu tingkat di mana seorang peserta memiliki akses komunikasi kepada anggota jaringan lainnya. Dalam jaring “semua saluran” (aD-channel), semua anggota dapat berhubungan satu sarna lain. Dalam jaring “terbatas”, sejumlah peserta memiliki akses terbatas atau sama sekali tidak memiliki akses kepada beberapa anggota jaringan. Menurut Wright (1988 : 102 – 104) fokus kajian jaringan komunikasi lebih diarahkan pada pola-pola pengaruh, yaitu siapa yang menjadi influentials atau orang-orang yang berpengaruh dan seberapa jauh penyebaran pengaruhnya. Ini berarti, kajian jaringan komunikasi berhubungan dengan ketokohan seseorang. Sebutan tokoh tentu berkait erat dengan status. Dan status adalah bagian yang tak terpisahkan dengan pengaruh atau aksesibilitas masyarakat setempat terhadap sumber informasi dan segala aspeknya. Analisis jaringan ini dapat dilihat melalui hubungan – hubungan yang terdapat diantara orang – orang dan diantara klik – klik pada suatu topik tertentu yang dapat diungkapkan dengan teknik – teknik sosiomentri dan didasarkan pada penemuan “siapa berinteraksi dengan siapa“ (Gonzalez dalam Jahi, 1993 : 94). Bukti nyata efek jaringan komunikasi pada perubahan perilaku seseorang diperoleh dari beberapa studi tentang adopsi program atau kegiatan pemerintah. Seperti dinyatakan Gonzales, untuk sebagian, perilaku seseorang dipengaruhi oleh hubungan orang tersebut dengan orang lain atau oleh jaringan komunikasi yang diikutinya (lihat, Gonzales dalam Jahi, 1993: 98).

Dampak Infotainment

6:26 PM, Posted by By Communicator 12, No Comment

Pengertian gosip Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan bahwa yang dimaksud gosip itu adalah obrolan tentang orang lain, cerita negatif tentang seseorang atau menggunjing seseorang. Dilihat dari sini, gosip itu kita ketahui sebagai sesuatu yang kurang "pantas" tapi apa boleh buat, menggosip itu terkadang mengasyikkan bagi sebagian orang. Jadi, meskipun kurang right, tapi feels nice. Pada intinya Gosip adalah suatu tindakan percakapan yang bisa berbentuk lisan atau tertulis, dimana seseorang menyampaikan suatu informasi, tetapi ia tidak menjadi bagian dari informasi tersebut, dan ia juga bukan menjadi solusinya. Percakapan itu bisa berbentuk sebagai suatu perbincangan sambil lalu saja, atau perbincangan dengan tujuan untuk mendiskreditkan nama orang lain. Gosip sering mempunyai sepercik dasar kebenaran yang dipergunakan sebagai awal percakapan oleh paling sedikit dua orang, tetapi lebih sering perbincangan tersebut berasal dari daya khayal mereka sendiri. Jadi bergunjing, terkadang bisa mempunyai sebab-musabab, dan terkadang tidak. Maraknya acara infotainment di berbagai stasiun televisi, dinilai memberi dampak negatif yang berpengaruh kepada perilaku dan pola hidup masyarakat. Ketika acara infotainment ramai menayangkan kasus perceraian misalnya, statistik perceraian di masyarakat juga meningkat. Pada saat infotainment mempopulerkan isu perselingkuhan, ternyata di masyarakat pun ramai terjadi perselingkuhan. Memang belum diteliti secara serius hubungan antara infotainment dengan kehidupan masyarakat, namun kasat mata menyaksikan bahwa terdapat hubungan yang cukup erat, antara tayangan televisi dengan perilaku masyarakat. Dari berita-berita itulah menyebar berbagai macam varian gosip-gosip kehidupan dari berbagai macam kalangan yang beredar di acara infotainment di televisi. Pengertian Infotainment Di Indonesia sekarang ini banyak sekali tayangan–tayangan yang dianggap kontroversial seperti acara infotainment dimana acara tesebut dari dulu sampai sekarang ini menjadi pembicaraan. Dulu acara tersebut sempat menjadi pembicaraan hangat antara Nahdatul Ulama karena acara tesebut dianggap haram. Acara infotainment yang menyajikan gosip-gosip seputar selebriti ini ditayangkan hampir disemua stasiun televisi. Hampir setiap hari kita disuguhi berbagai macam tayangan infotainment yang mengulas seputar selebriti. Sekarang ini banyak para produser berlomba-lomba untuk membuat rumah prokdusi yang memproduksi infotainment dan dibuat sedemikian bagusnya untuk menarik para penontonnya. Infotainment sendiri menyedot banyak perhatian khalayak diseluruh Indonesia. Didalam infotainment sendiri menceritakan tentang seluk beluk para selebriti mulai dari kehidupan pribadi, percintaan, pernikahan sampai dengan perceraian. Sebenarnya hal-hal tersebut tidak perlu dikonsumsi oleh orang banyak karena merupakan privacy orang. Tapi dengan adanya infotainment yang sangat laku dipasaran maka mereka berusaha mencari informasi sampai detail dari hal yang bersifat pribadi dan kecil sampai yang terbesar. Selebriti merupakan obyek utama yang ada diinfotainment. Setiap hal dilakukan oleh para artis pasti akan terekspose keluar. Bahkan ada tayangan infotainment yang mengulas habis-habisan tentang kehidupan pribadi mereka.Infotainment sebagaimana dikenal selama ini adalah sejenis acara televisi yang memadukan dua unsur yakni informasi dan hiburan. Acara ini mulai muncul di era 90-an dan semakin marak seiring dengan lahirnya stasiun-stasiun televisi. Karena sifatnya informatif dan menghibur, acara ini mendapatkan tempat di hati masyarakat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya rating (peringkat atas banyaknya jumlah penonton) untuk acara sejenis ini. Sedemikian lakunya, sehingga ada stasiun televisi yang menayangkan acara jenis ini sampai 3 kali dalam sehari. Persoalan kemudian muncul ketika domain acara ini yang seharusnya menginformasikan sisi positif dari seorang tokoh, dan menghibur dalam arti yang positif, bergeser kepada informasi sisi negatif dari kehidupan sang tokoh, serta hiburan yang dimanupulasi dari perseteruan, perselingkuhan, perceraian, yang disajikan dengan teknologi efek yang canggih. Pemirsapun seakan disihir dengan manipulasi kata-kata dan Ungkapan-ungkapan yang memperlihatkan keprihatinan atas kasus atau perilaku negatif dari seorang tokoh. Penyajian yang manipulatif ini pun ternyata “memikat” masyarakat sehingga rating acara tetap tinggi. Contoh gosip melalui infotainment yaitu insert, silet . Selama satu jam, Silet hadir untuk mengupas tuntas kisah dan kasus para selebritis tanah air. Dengan gaya bahasa yang puitis, Silet menjadikan hal-hal yang tabu menjadi layak dan patut diperbincangkan. Infotainment yang mampu membahas dunia selebritis setajam silet ini sanggup menghadirkan nara sumber yang sulit ditemui sekali pun.Dengan reputasinya, Silet selalu berhasil membuat selebritis angkat bicara tentang persoalan yang tengah mereka hadapi bahkan tidak jarang sampai menguraikan air mata. Investigasi yang mendalam juga turut menjadikan Silet berbeda dari tayangan infotainment lainnya. Tidak heran jika acara yang dipandu Feni Rose dan Donna Arsita ini selalu dinantikan kehadirannya. Ada 41 acara infotainment di seluruh stasiun televisi. Bila dijumlahkan, durasi total semua acara tersebut mencapai 22 jam dalam sehari. Pada tanggal 27-30 juli 2006, Musyawarah Nasional Alim Ulama (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Surabaya, mengharamkan tayangan ini dengan beberapa pertimbangan, yaitu, pertama, tayangan infotainment sudak masuk terlalu jauh ke ruang privat yang bisa dikategorekan pergunjingan (ghibah) orang lain di depan public, seperti rumah tangga artis yang dikabarkan retah karena selingkuh, padahal kabar itu hanya gosib belaka, belum tentu kebenarannya. Kedua, tayangan infotainment merupakan salah satu acara yang pada durasinya sudah masuk kategori berlebihan. Karena hampir setiap saat, pemirsa dijelajahi tayangan itu, sehingga masyarakat mudah terbius untuk terus menerus menonton pergunjingan orang lain. Ketiga, tayangan infotainment telah menimbulkan dampak negatif (mudharat) pada masyarakat. Sehingga menayangkan atau menonton acara yang mengarah pada upaya yang menyebarkan fitnah -melalui acara apapun- adalah haram, kecuali didasari tujuan yang dibenarkan secara syari’at seperti memberantas kemungkaran, memberi peringatan , menyampaikan pengaduan/laporan dan atau meminta fatwa hukum. Apakah infotainment itu bagian dari pers? Menurut Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Jakarta, tayangan infotainment perlu dilihat dari dua aspek, yaitu apakah tayangan ini memenuhi kepentingan public dan etika jurnalistik. Artinya jika tayangan infotainment itu tidak memenuhi kepentingan masyarakat, maka acara ini telah melanggar kode etik jurnalisme. Karena semangat jurnalisme itu mengabdi pada kepentingan public. Melarang masyarakat menonton infotainment juga tidak akan mengakhiri penderitaan social khalayak penggemar infotainment, lantas, kita harus selektif dalam mengkonsumsi berita, tidak asal percaya kepada berita, karena tidak semua tayangan mengindahkan kode etik jurnalistik, tetapi lebih kepada kepentingan kapitalis. Dampak negatif dari infotainment • Meningkatnya kasus perceraian pada zaman sekarang yang disebabkan oleh pengaruh acara infotainment yang menayangkan tentang kasus-kasus perceraian para artis. Lagipula kisah perceraian seseorang adalah sebuah hal yang menyakitkan bagi sebagian besar orang, tapi hal itu dianggap sebagai tayangan yang menghibur. • waktu luang yang terbuang percuma, • menjadikan ibu-ibu rumah tangga jadi tidak produktif karena asyik menonton televisi. • membicarakan isi infotainment yang mereka tonton pada saat berkumpul di acara pengajian, arisan, atau saat berbelanja. • Menghilangkan ranah privat dan ranah publik, • Mengganggu Orang Yang Sedang Diperbincangkan / Dibahas • Menjerumuskan Masyarakat Pada Gaya/Pola Hidup Yang Salah • Contoh Buruk Bagi Anak-Anak Dampak positif dari infotainment • Kontrol sosial para public figure Public figure akan lebih berhati-hati dalam bertindak, karena mereka adalah sorotan publik dan media, sedikit saja mereka melakukan hal-hal yang tidak biasa, baik itu hal positif maupun negatif, akan menjadi berita besar bagi media dan publik. • Meningkatkan popularitas public figure Dengan adanya pemberitaan infotainment akan terjadi peningkatan popularitas para public figure yang mana sebelumnya sudah menghilang dari peredar kemudian tampil kembali karena adanya tayangan infotainment tersebut. • Menginspirasi banyak orang Liputan infotainment tidak selalu negatif, melainkan hal-hal positif yang dapat menginspirasi banyak orang misalnya saja artis yang sangat muda bisa menyanyi, mengarang lagu, akting dan bisa mencari uang sendiri. • Sarana informasi Tidak selamanya tayangan infotainment tentang hal-hal negatif, adakalanya tayangan infotainment dijadikan media oleh pemerintah untuk mensosialisasikan hal-hal positif yang berupa himbauan kepada masyarakat, semisal menghemat listrik, bahaya narkoba, HIV AIDS dan lain sebagainya. • Lapangan pekerjaan Sedikit banyak tayangan infotainment menyerap tenaga kerja yang bisa mengurangi angka penganggura di Indonesia. Hubungan Infotainment dengan Sistim Komunilasi Indonesia Infotainment adalah salah satu bagian dari Sistem Komunikasi Indonesia, dimana media menyampaikan pesan tentang kabar selebriti, dari gaya hidup, kehidupan rumah tangga, prestasi, kehidupan sosial, perselingkuhan, perceraian, pernikahan, meninggal, dan percintaan. Kabar ini mempunyai efek kepada para penikmat infotainment, dan efek tersebut lebih banyak pada hal negatif, ironisnya, sebagian besar dari kita, tidak mengindahkan kebenaran berita tersebut, dan "dibodohi" oleh media. Media menyajikan berita tidak memperhatikan efek kepada para konsumen infotainment, melainkan hanya mengejar rating, dan ketidakpedulian ini dinikmati oleh para penggemar infotainment, sehingga jalan mereka searah. Efek negatif dari pesan ini harus kita hindari, terutama kepada diri kita sendiri, hingga orang-orang terdekat kita, dengan cara menyadari kepentingan media, dan selektif terhadap "berita" infotainment.

Perilaku Konsumen Dan Strategi Produk

6:23 PM, Posted by By Communicator 12, No Comment

BAB I GAMBARAN UMUM PERILAKU KONSUMEN DAN STRATEGI PRODUK 1.1 Perilaku Konsumen Menurut The American Marketing Association dalam buku Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran (Nugroho Setiadi, 2003 : 3), perilaku konsumen adalah interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. James F. Engel dalam buku Perilaku Konsumen (Anwar Prabu, 2009 : 3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. Ada tiga variabel dalam mempelajari perilaku konsumen, yaitu : 1. Variabel stimulus 2. Variabel respons 3. Variabel intervening 1.2 Strategi Produk Strategi produk didesain untuk mempengaruhi konsumen baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Untuk jangka pendek, strategi produk baru didesain untuk mempengaruhi konsumen agar mau mencoba produk; untuk jangka penjang, strategi produk didesain untuk mengembangkan loyalitas merek dan mendapatkan pangsa pasar yang besar. Hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemasar dalam mengembangkan strategi produk mereka adalah : 1. Afeksi dan kognisi produk 2. Perilaku produk 3. Lingkungan produk 4. Penganalisisan hubungan antara konsumen-produk BAB II ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DAN STRATEGI PRODUK 2.1 Perilaku Konsumen 2.1.1 Definisi Perilaku Konsumen Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan pada permasalahan manusia. Di bidang studi pemasaran, konsep perilaku konsumen secara terus menerus dikembangkan dengan berbagai pendekatan. Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan ini. Untuk memahami konsumen dan mengembangkan strategi produk yang tepat haruslah memahami apa yang konsumen rasakan (afeksi), apa yang konsumen pikirkan (kognisi), apa yang konsumen lakukan (perilaku), dan apa serta dimana yang berkaitan dengan kejadian di sekitar konsumen (lingkungan) yang mempengaruhi serta dipengaruhi oleh apa yang dipikirkan, dirasa, dan dilakukan konsumen. Beberapa definisi yang disampaikan oleh para ahli adalah sebagai berikut : 1. James F. Engel dalam buku Perilaku Konsumen (Anwar Prabu, 2009 : 3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut. 2. Gerald Zaltman dan Melanie Wallendrof dalam buku Perilaku Konsumen (Anwar Parabu, 2009 : 3) menjelaskan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan, proses, dan hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok, dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya. 3. David Loudon & Della Bitta (1984 : 6) mengemukakan bahwa perilaku konsumen merupakan proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi, memperoleh, menggunakan, atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa 4. The American Marketing Association dalam buku Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran (Nugroho Setiadi, 2003 : 3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai berikut : Perilaku Konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi & kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi oleh The American Marketing Association tersebut di atas, terdapat tiga (3) ide penting, yaitu: (1) perilaku konsumen adalah dinamis; (2) hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi, kognisi, perilaku, dan lingkungan; serta (3) hal tersebut melibatkan pertukaran. Perilaku konsumen adalah dinamis. Hal itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan bergerak sepanjang waktu. Dalam pengembangan strategi produk, sifat dinamis perilaku konsumen menyiratkan bahwa seeorang tidak boleh berharap bahwa suatu strategi produk yang sama dapat memberikan hasil yang sama di sepanjang waktu, pasar, dan industri. Perilaku Konsumen Melibatkan Pertukaran. Peran pemasar adalah untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi produk. Dari beberapa definisi di atas, kami menyimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dipengaruhi lingkungan. 2.1.2 Variabel-Variabel Dalam Perilaku Konsumen Menurut pendapat David Louden dan Della Bitta (1984 : 24-26), ada tiga variabel dalam mempelajari perilaku konsumen, yaitu : 1. Variabel stimulus Merupakan variabel yang berada di luar diri individu (faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian. Contohnya : merek dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan barang, dan ruangan toko. 2. Variabel respons Merupakan hasil aktivitas individu sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung pada faktor individu dan kekuatan stimulus. Contohnya : keputusan membeli barang, pemberi penilaian terhadap barang, dan perubahan sikap terhadap suatu produk. 3. Variabel intervening Merupakan variabel antara stimulus dan respons. Variabel ini merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu barang. 2.2 Strategi Produk 2.2.1 Afeksi dan Kognisi Produk Berfokus kepada produk dan bagaimana konsumen merasakan, menerjemahkan, dan mengintegrasikan semua informasi yang berkaitan dengannya. Salah satu hal penting dalam strategi produk adalah berkenaan dengan kepuasan dan ketidakpuasan. 1. Kepuasan Kepuasan konsumen atau konsumen satisfaction adalah konsep penting dalam konsep pemasaran dan penelitian konsumen. Jika konsumen merasa puas dengan suatu produk atau merek, mereka akan cenderung terus menggunakannya atau membelinya dan bahkan akan memberitahu orang lain tentang pengalaman yang menyenangkan dengan produk tersebut. Dan apabila konsumen tidak puas mereka cenderung beralih ke merek yang lain serta mengajukan keberatan pada produsen atau pengecer produk tersebut, dan bukan tidak mungkin konsumen yang merasa tidak puas ini akan menceritakan juga kepada konsumen lainnya. Melihat tingginya tingkat kepentingan kepuasan pada pemasaran, kepuasan telah menjadi subjek dari penelitian konsumen yang cukup gencar. Yang paling banyak diteliti adalah apa yang disebut dengan paradigma ketidakcocokan. Pendekatan ini memandang ketidakpuasan terhadap produk dan merek sebagai hasil dari dua variabel kognitif lainnya, yaitu harapan prapembelian dan ketidakcocokan. Harapan prapembelian (prepurchase expectations) adalah kepercayaan tentang kinerja suatu produk yang diperkirakan akan muncul. Dan ketidakcocokan (disconfirmation) adalah perbedaan antara harapan pra pembelian dan persepsi pasca pembelian. Selanjutnya ada dua jenis ketidakcocokan, yaitu ketidakcocokan negatif (negative disconfirmation) terjadi ketika kinerja produk kurang dari apa yang diharapkan, ketidakcocokan positif (positive disconfirmation) terjadi ketika kinerja produk ternyata lebih dari apa yang diharapkan. Dan kepuasan terjadi ketika kinerja produk paling tidak sama seperti apa yang diharapkan, ketidakpuasan terjadi ketika kinerjanya lebih buruk dari apa yang diharapkan. 2. Ketidakpuasan. Seperti yang telah dikatakan, ketidakpuasan (disatisfation) muncul ketika harapan prapembelian ternyata tidak cocok secara negatif. Yaitu, kinerja suatu produk ternyata lebih buruk dari kinerja yang diharapkan. Konsumen yang merasa tidak puas terhadap suatu produk cenderung tidak akan melakukan pembelian ulang dan bahkan dapat mengecam langsung kepada produsen, pengecer, serta menceritakannya pada konsumen lainnya. Ada beberapa generalisasi yang dibuat tentang ketidakpuasan konsumen dan perilaku mengecam : 1. Mereka yang mengecam karena merasa tidak puas cenderung adalah anggota dari grup sosioekonomi menengah atas. 2. Karakteristik kepribadian, termasuk dogmatism, pusat control, dan kepercayaan diri, tidak banyak kaitannya dengan perilaku mengecam, atau bahkan tidak sama sekali. 3. Tingkat keseriusan perasaan tidak puas atau permasalahan yang disebabkan oleh ketidakpuasan ternyata berkaitan secara positif dengan perilaku mengecam. 4. Semakin besar perasaan tidak puas yang dibebankan pada seseorang diluar orang yang merasa tidak puas, semakin tinggi kecenderungan terjadinya kecaman. 5. Semakin positif persepsi tentang kepekaan pengecer terhadap keluhan konsumen, semakin tinggi kencenderungan terjadinya kecaman. 2.2.2 Perilaku Produk Dari sudut pandang strategi, salah satu sasaran besar pemasar adalah untuk meningkatkan kemungkinan dan frekuensi konsumen melakukan kontak dengan produk, membeli dan menggunakannya, dan melakukan pembelian ulang. Sasaran ini didasarkan pada dua kelas perilaku konsumen, yaitu : kontak produk dan loyalitas merek : 1. Kontak Produk Dalam konteks pembelian eceran, kontak produk antara lain dapat berupa perilaku mencari lokasi suatu produk di dalam toko, mempelsjsrinys, dan membawanya ke kasir. Kontak produk dapat terjadi melalui berbagai cara di samping kunjungan ke toko. Misalnya, beberapa mahasiswa dapat mengenali komputer pribadinya dari pelajaran di laboratorium komputer, maka saat tiba waktunya dia membeli komputer pribadi, kontak produk yang terjadi di laboratorium komputer dapat sangat mempengaruhi merek apa yang akan dibeli. Perusahaan komputer dapat memanfaatkan hal ini dengan cara menyumbangkan produk mereka ke perguruan tinggi atau menjualnya dengan harga miring Konsumen dapat mengalami kontak dan terlibat dengan suatu produk melalui berbagai cara yang berbeda. Konsumen dapat menerima sampel gratis di pusat-pusat perbelanjaan dan majalah, mereka dapat meminjam suatu produk dari teman dan menggunakannya; atau mereka dapat menerima suatu produk sebagai hadiah. 2. Loyalitas Merek Loyalitas merek adalah suatu konsep yang sangat penting, khususnya pada kondisi pasar dengan tingkat pertumbuhan rendah namun tingkat persaingannya sangat ketat. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat bertahan hidup; dan upaya mempertahankan ini sering menjadi strategi yang jauh lebih efektif ketimbang upaya menarik pelanggan baru (Peter & Olson, 2000 : 161) Berbagai tingkatan loyalitas merek adalah sebagai berikut : 1. loyalitas merek tak terbagi 2. loyalitas merek berpindah sesekali 3. loyalitas merek berpindah 4. loyalitas merek terbagi 5. pengabaian merek 2.2.3 Lingkungan Produk Lingkungan produk adalah rangsangan yang berkaitan dengan produk yang ditujukan kepada konsumen dan dipahami sepenuhnya oleh konsumen. Umumnya, sebgaian besar rangsangan tersebut diterima melalui indera penglihatan, walaupun ada beberapa pengecualian. Misalnya, bagaimana sebuah perangkat radio tape berbunyi atau bagaimana sebuah baju sutra dirasakan juga mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen. Dalam makalah ini kami memfokuskan pada dua jenis rangsangan lingkungan, yaitu : ciri produk dan pengepakan (packaging) : 1. Ciri-ciri Produk Produk dan ciri-ciri produk adalah perangsang utama yang mempengaruhi afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen cirri-ciri tersebut dapat dievaluasi konsumen dalam hal kesesuaian dengan tata nilai, kepercayaan, dan pengalaman mereka. Pemasaran dan informasi-informasi lainnya juga mempengaruhi apakah pembelian dan penggunaan suatu produk akan menjanjikan sesuatu yang bermanfaat. Misalnya, ciri- ciri produk sebuah baju baru antara lain: warna, material, panjang lengan, jenis, jumlah kancing, dan jenis kerahnya. Dengan memperhatikan ciri-ciri tersebut, dan dengan mencoba mengenakan langsung baju tersebut, seorang konsumen dapat menyimpulkan, “ baju ini dibuat dengan baik, dan saya tampak gagah mengenakannya,” “ Baju ini cocoknya hanya untuk para kutu buku,” atau “ Baju ini bagus buatannya, tapi tidak cocok untuk saya,” 2. Kemasan Terdapat empat sasaran pengemasan yang selalu dipertimbangkan, yaitu : • Kemasan harus melindungi produk disepanjang perjalanannya melalui saluran distribusi hingga mencapai sasarannya. • Kemasan harus ekonomis, dan tidak menambahkan biaya yang tidak dibutuhkan pada produk. • Kemasan harus memungkinkan konsumen menyimpan dan menggunakannya dengan mudah. • Kemasan secara efektif dapat digunakan untuk mempromosikan produk kepada konsumen. Kemasan yang dirancang dengan baik dapat menciptakan kenyamanan dan nilai promosi. Dalam berbagai kasus tertentu, kemasan dapat memberikan keunggulan relatif bagi produk di dalamnya. Disamping bentuk dari kemasan itu sendiri, warna kemasan juga dianggap memiliki dampak-dampak yang penting terhadap afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen. Dampak ini lebih dari sekedar menarik perhatian konsumen dengan cara menggunakan warna yang dapat menarik perhatian. Misalnya warna kotak Crecker Ritz, dirubah menjadi warna merah tua dikelilingi oleh pita tipis berwarna emas, agar dapat menarik perhatian kalangan muda, konsumen yang dianggap lebih makmur (Peter & Olson, 2000 : 166). Menurut Davis L. Masten dalam Consumer Behavior (Peter & Olson, 2000 : 167), kemasan yang efektif tidak akan menjadi substitusi bagi produk yang berkualitas yang ditawarkan pada harga bersaing. Namun demikian, kemasan yang efektif dapat: • Memperkuat cara pandang konsumen tentang suatu produk. • Meningkatan kenampakan produk dan perusahaan. • Memperkuat citra merek di toko-toko maupun dirumah. • Mempertahankan konsumen lama dan menarik konsumen baru. • Meningkatkan efektifitas biaya anggaran belanja pemasaran. • Meningkatkan kebersaingan Laba produk. Identifikasi merek dan label informasi pada kemasan (demikian pula dengan yang terdapat pada produk) memberikan rangsangan tambahan untuk dipertimbangkan oleh konsumen. Identifikasi merek untuk berbagai kasus dapat mempermudah pembelian konsumen dan memungkinkan terjadinya proses pengembangan loyalitas. Nama merek seperti Rolex atau Parker dapat menjadi rangsangan pembeda bagi konsumen. Termasuk dalam label informasi antara lain adalah instruksi penggunaan, kandungan, daftar bahan baku, peringatan penggunaan dan pemeliharaan produk, dan sebagainya. Untuk beberapa produk tertentu, informasi ini dengan kuat dapat mempengaruhi pembeliannya. Misalnya, seorang konsumen yang sadar kesehatan sering mempertanyakan informasi pada kemasan untuk mencari tahu nilai vitamin, kandungan gula, dan kalori dalam satu porsi sereal. 2.2.4 Penganalisisan hubungan antara konsumen-produk Aspek kritis pada saat mendesain strategi produk membutuhkan penganalisisan hubungan antara konsumen-produk. Hal ini berarti bahwa afeksi, kognisi, perilaku, dan lingkungan konsumen yang berkait dengan produk harus dipertimbangkan secara seksama pada saat peluncuran produk baru, dan harus terus dipantau di sepanjang siklus hidup suatu produk. Dalam bagian ini dianalisis dua hal, yaitu : 1. karakteristik konsumen dalam penganalisisan hubungan konsumen-produk, adalah penting untuk menyadari bahwa konsumen itu beragam dalam keinginan untuk mencoba suatu produk baru. Berbagai jenis konsumen yang berbeda dapat mengadopsi suatu produk baru pada tahapan siklus hidup produk yang berbeda pula. Menurut Peter & Olson (2000 : 169), kelima grup pengadopsi dikarakteristikkan sebagi berikut : a. inovator b. pengadopsi awal c. mayoritas awal d. mayoritas akhir e. pengekor 2. karakteristik produk. Dalam menganalisis hubungan konsumen dengan produk penting juga untuk mempertimbangkan karakteristik-karakteristik dari produk tersebut. Beberapa di antara karakteristik ini terbukti dapat mempengaruhi keberhasilan suatu produk atau merek. Karakteristik-karakteristik produk ini antara lain: a. Kompatibilitas (compatibility). Merupakan sejauh mana suatu produk konsisten dengan afeksi, kognisi, dan perilaku konsumen saat ini. Apabila kondisi-kondisi lainnya dianggap sama dan produk tersebut ternyata tidak membutuhkan perubahan penting pada nilai-nilai dan kepercayaan konsumen atau pada perilaku pembelian dan penggunaan konsumen maka konsumen tersebut akan lebih cenderung mencoba produk tersebut daripada produk lainnya. Misal air mineral Aqua yang merupakan air minum kemasan pertama di Indonesia tidak membutuhkan banyak perubahan di sisi konsumen untuk dapat mencobanya. b. Kemampuan untuk diujicoba (trialability). Ini menjelaskan sejauh mana suatu produk dapat dicoba dalam jumlah yang terbatas, atau dipilah ke dalam jumlah-jumlah yang kecil apabila dalam melakukan uji coba ternyata membutuhkan biaya yang tinggi. Apabila kondisi lainnya dianggap sama dan produk tersebut memungkinkan untuk dilakukannya uji coba tanpa harus membeli atau uji coba pembelian dengan jumlah terbatas akan cenderung lebih mempengaruhi konsumen untuk mencoba. Test drive mengendarai mobil, mencoba gratis paket internet, menerima penawaran rokok gratis dari SPG adalah cara-cara konsumen mencoba produk dalam jumlah yang terbatas sambil mengurangi tingkat resiko. c. Kemampuan untuk diteliti (observability). Hal ini mengacu pada sejauh mana produk atau dampak yang dihasilkan produk tersebut dapat dirasakan oleh konsumen lain. Produk baru yang dikenal masyarakat dan sering didiskusikan cenderung diadopsi lebih cepat. Blackberry merupakan salah satu produk yang mudah untuk diteliti dan ciri-ciri ini mempengaruhi tingkat pembeliannya. d. Kecepatan (speed). Merupakan seberapa cepat manfaat suatu produk dipahami oleh konsumen. Sebab sebagian konsumen masih berorientasi pada kepuasan yang dengan cepat dirasakan daripada yang ditunda, produk yang dapat memberikan manfaat lebih cepat cenderung memiliki potensi yang lebih tinggi untuk dicoba oleh konsumen. Misalnya customer service galeri indosat yang dengan cepat, tanggap dan memuaskan dalam menyelesaikan semua komplain dan permasalahan pelanggan. e. Kesederhanaan (simplicity). Adalah sejauh mana suatu produk dengan mudah dimengerti dan digunakan konsumen. Apabila kondisi lain dianggap sama dan produk yang pada saat merakitnya tidak membutuhkan upaya yang rumit serta pelatihan konsumen yang mendalam cenderung lebih berpeluang untuk dicoba. Misalnya beberapa produk handphone seperti buatan Sony Ericsson, dipromosikan sebagai handphone yang mudah pemakaiannya untuk mendorong pembelian. f. Manfaat relatif (relative advantage). Menjelaskan sejauh mana suatu produk memiliki keunggulan bersaing yang bertahan atas kelas produk, bentuk produk, dan merek lainnya. Tidak ada sanggahan bahwa keunggulan relatif adalah karakteristik produk yang paling penting, bukan hanya agar terjadi uji coba produk tapi juga untuk menjaga keberlangsungan pembelian dan pengembangan loyalitas merek. Dalam beberapa kasus, manfaat relatif dapat diperoleh melalui pengembangan teknologi. Misalnya, persaingan antara Intel dengan AMD dalam menciptakan microprosessor. Pada awal tahun ini intel memperkenalkan chips terbaru mereka yaitu Intel’s Core Chips 32 nanometer. Chips ini dianggap memiliki kemampuan lebih baik dan efisien daripada generasi sebelumnya. Sedangkan AMD sendiri tidak akan menampilkan AMD’s 32 nanometer chips hingga tahun 2011. (http://www.teknopreneur.com/content/pertarungan-chip-intel-vs-amd). Pada tingkatan merek, sering kali sulit memelihara manfaat relatif teknologi. Hal ini disebabkan karena teknologi baru atau yang ditingkatkan sering kali dengan mudah ditiru oleh kompetitor. Di samping itu, berbagai merek dalam grup produk ternyata relatif homogen dalam hal manfaat fungsionalnya bagi konsumen. Oleh karena itu, salah satu sumber paling penting dari manfaat relatif adalah dari simbolisme produk daripada perubahan produk atau perbedaan fungsional dalam produk. g. Simbolisme produk (product symbolism). Adalah apakah makna suatu produk atau merek bagi konsumen dan bagaimanakah pengalaman konsumen ketika membeli dan menggunakannya. Peneliti konsumen menyadari bahwa sebagian produk memiliki ciri-ciri simbolisme dan bahwa pengkonsumsiannya lebih tergantung pada makna sosial dan psikologis daripada utilitas fungsionalnya. Misalnya pasar blue jeans yang didominasi oleh merek-merek besar seperti Levi’s, Wrangler, dan Lee. Sangat sulit untuk menentukan perbedaan nyata di antara jeans tersebut kecuali pada desain kantong dan label merek. Jika nama merek ini tidak berarti apa-apa bagi konsumen dan dibeli semata berdasarkan ciri-ciri produk seperti bahan dan gaya, akan menjadi sulit untuk menjelaskan mengapa terjadi perbedaan pangsa pasar, karena kesamaan tiap merek. Kesulitan juga muncul saat hendak menjelaskan bagaimana sebuah merek seperti jeans Guess dapat meraup angka penjualan hingga 200 juta dolar selama tiga tahun pertama operasinya. Tampak jelas bahwa nama merek jeans memiliki makna dan menyimbolkan nilai-nilai yang berbeda bagi konsumen. Misalnya para remaja belasan tahun adalah pelanggan utama jeans Guess, konsumen ini mungkin mencoba mencari identitas yang berbeda dari orang lain yang menggunakan merek tradisional seperti orang tua mereka. DAFTAR PUSTAKA Louden & Della Bitta. 1984. Consumer Behavior : Concept and Application. Mc Graw Hill Inc. : The United States of America Mangkunegara, Anwar. 2009. Perilaku Konsumen. Refika Aditama : Bandung Peter & Olson. 2000. Consumer Behavior : Edisi Keempat, Jilid 2. Erlangga : Jakarta Setiadi, Nugroho. 2003. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Kencana Prenada Media Group : Jakarta