Navigation


RSS : Articles / Comments


Karakteristik pesan

3:03 AM, Posted by By Communicator 12, No Comment

KARAKTERISTIK PESAN 1. Pesan dikemas dalam konteks tertentu. Artinya, kita memproduksi pesan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu dimana kita menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada dengan pesan yang akan kita produksi. Contoh: ketika kita berada pada suatu kumpulan formal, seperti sebuah seminar, kita akan memposisikan diri sebagai orang yang berpartisipasi dan berskill sesuai dengan hadirin, maka pesan yang kita berikan, baik verbal maupun non-verbal, akan kita sesuaikan dengan lingkungan kita, yaitu mengenakan pakaian yang rapi, dan berbahasa yang resmi dan sopan ketika berbicara didepan forum. Beda halnya jika kita berkumpul dengan teman sebaya, misal: nongkrong. Maka, tidaklah mungkin kita menggunakan bahasa resmi seperti pada seminar tadi. Hal ini kita lakukan agar lingkungan bisa menerima kita. 2. Pesan Dibangun diatas beragam aturan. Artinya, pesan yang kita bangun berdiri atas peraturan yang berlaku, sebagaimana kita berada dalam suatu sistem sosial yang terstruktur, hal ini sesuai dengan salah satu prinsip komunikasi, yaitu: komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Contoh: dalam keluarga, madura misalnya, terutama pada daerah Sumenep, dianjurkan bahwa seorang anak jika berbicara dengan orang tua, atau saudara yang lebih tua, menggunakan bahasa madura yang halus, aturan ini berdiri sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku pada masyarakat Sumenep tersebut. Jadi pesan yang kita produksi, harus sesuai dengan peraturan yang berlaku didalam lingkungan kita. 3. Pesan bermakna berbeda berdasar kesan yang diberikan. Artinya, satu pesan dapat memiliki makna yang berbeda pada setiap orang yang memaknai, hal ini dipengaruhi oleh kesan komunikan terhadap pesan itu. Contoh: kata “djancok, jika diucapkan pada situasi tertentu, misal kepada teman akrab kita, maka hal ini dimaknai sebagai simbol keakraban, tetapi, jika diucapkan pada orang yang baru kenal, atau bukan teman akrab kita, maka pesan ini akan dimaknai sebagai pelecehan dan hinaan terhadap komunikan. Contoh lain yaitu: kata-kata “I LUV U”, jika disampaikan oleh seorang mahasiswi ke dosennya, maka pesan ini akan dimaknai sebagai perhatian dan respect mahasiswi itu terhadap dosen, namun, jika ia ungkapkan kepada teman yang suka dengannya, maka pesan ini dimaknai berbeda, dengan arti yang lebih mendalam. 4. Pesan beragam tingkat kesopanannya. Artinya, pesan yang kita produksi memiliki tingkat kesopanan tertentu. Nilai kesopanan terbentuk dari proses sehari-hari dalam lingkungan tertentu. Kesopanan juga melibatkan etika. Contoh: pesan pada tingkat kesopanan yang rendah yaitu: kata-kata hinaan yang dilontarkan seseorang pada orang lain. Dan contoh pesan pada tingkat kesopanan tinggi yaitu: bahasa “Kromo Inggil” yang diucapkan orang jawa terhadap orang yang lebih tua. Jadi, tingkat kesopanan bergantung pada lingkungan tertentu. 5. Pesan berupa pesan langsung dan tidak langsung (sindiran). Pesan memiliki tingkat Langsung-tidak langsung yang berbeda. Pesan Langsung berarti, pesan yang disampaikan dengan bahasa yang lugas, sedangkan pesan yang berupa pesan tidak langsung yaitu sindiran. Masing-masing tipe memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Keuntungan sindiran yaitu: tidak menyakiti perasaan, kerugiannya: pesan tidak tersampaikan dan termaknai sesuai keinginan komunikator. Contoh: ketika kita menyindir orang yang memiliki hutang pada kita, dan kita membutuhkan uang itu, kita memberinya pesan tidak langsung : ”duh, tanggal tua nih, mesti hari gini uang seret..” jika komunikan memiliki perasaan peka, maka pesan yang kita sampaikan akan termaknai dengan baik, namun, kemungkinan lain yaitu, jika pesan yang disampaikan tadi tidak dimengerti oleh komunikan, maka sindiran yang kita berikan adalah sia-sia. 6. Pesan yang dikeluarkan seseorang mencerminkan dirinya. Sebagaimana Hadist Nabi: “ perkataan mencerminkan kepribadian”. Hal ini jelas, karena kata-kata seseorang mencerminkan apa yang ia pikirkan, dan pikiran itu adalah kepribadian seseorang. Seorang kiai selalu memproduksi pesan yang memiliki makna dan hikmah, serta manfaat bagi pendengarnya, karena sesuai dengan falsafahnya: Khoirunnaasi anfa’uhum linnaas. Jadi ia akan selalu berusaha memproduksi pesan yang bermanfaat. Begitu pula seorang pencuri, hal yang ia pikirkan adalah dimana dan kapan ada kesempatan untuk melakukan aksi, maka ia akan selalu mencari informasi dan berkomunikasi sesuai dengan keinginannya, yaitu mendapat informasi kesempatan untuk beraksi. 7. Pesan berupa pesan tegas dan tidak tegas. Pesan tegas yaitu pesan yang diberikan dengan kata kata lugas, dan sebisa mungkin dipahami oleh setiap orang. Pesan tegas diberikan untuk memberi pernyataan dan menghindari misinterpretatif dari komunikan. Pesan tidak tegas disampaikan kepada orang yang kita hormati, atau kita memiliki rasa tidak nyaman jika bicara “blak-blakan” kepada orang tersebut. Contoh pesan yang tegas: “ saya pecat kamu, karena sudah 1 minggu tidak masuk tanpa keterangan yang jelas”. Ujar seorang manager terhadap karyawan barunya. Dan contoh pesan tidak tegas adalah: senyuman seorang gadis terhadap pinangan seorang bujangan yang berarti adalah kata:”ya”. Contoh lain yaitu muramnya seorang adik kepada kakak karena tidak memberikan keinginan yang ia pinta kepada kakak, ini mengandung pesan: “kakak pelit”.