Navigation


RSS : Articles / Comments


Dampak Infotainment

6:26 PM, Posted by By Communicator 12, No Comment

Pengertian gosip Kamus Besar Bahasa Indonesia mengatakan bahwa yang dimaksud gosip itu adalah obrolan tentang orang lain, cerita negatif tentang seseorang atau menggunjing seseorang. Dilihat dari sini, gosip itu kita ketahui sebagai sesuatu yang kurang "pantas" tapi apa boleh buat, menggosip itu terkadang mengasyikkan bagi sebagian orang. Jadi, meskipun kurang right, tapi feels nice. Pada intinya Gosip adalah suatu tindakan percakapan yang bisa berbentuk lisan atau tertulis, dimana seseorang menyampaikan suatu informasi, tetapi ia tidak menjadi bagian dari informasi tersebut, dan ia juga bukan menjadi solusinya. Percakapan itu bisa berbentuk sebagai suatu perbincangan sambil lalu saja, atau perbincangan dengan tujuan untuk mendiskreditkan nama orang lain. Gosip sering mempunyai sepercik dasar kebenaran yang dipergunakan sebagai awal percakapan oleh paling sedikit dua orang, tetapi lebih sering perbincangan tersebut berasal dari daya khayal mereka sendiri. Jadi bergunjing, terkadang bisa mempunyai sebab-musabab, dan terkadang tidak. Maraknya acara infotainment di berbagai stasiun televisi, dinilai memberi dampak negatif yang berpengaruh kepada perilaku dan pola hidup masyarakat. Ketika acara infotainment ramai menayangkan kasus perceraian misalnya, statistik perceraian di masyarakat juga meningkat. Pada saat infotainment mempopulerkan isu perselingkuhan, ternyata di masyarakat pun ramai terjadi perselingkuhan. Memang belum diteliti secara serius hubungan antara infotainment dengan kehidupan masyarakat, namun kasat mata menyaksikan bahwa terdapat hubungan yang cukup erat, antara tayangan televisi dengan perilaku masyarakat. Dari berita-berita itulah menyebar berbagai macam varian gosip-gosip kehidupan dari berbagai macam kalangan yang beredar di acara infotainment di televisi. Pengertian Infotainment Di Indonesia sekarang ini banyak sekali tayangan–tayangan yang dianggap kontroversial seperti acara infotainment dimana acara tesebut dari dulu sampai sekarang ini menjadi pembicaraan. Dulu acara tersebut sempat menjadi pembicaraan hangat antara Nahdatul Ulama karena acara tesebut dianggap haram. Acara infotainment yang menyajikan gosip-gosip seputar selebriti ini ditayangkan hampir disemua stasiun televisi. Hampir setiap hari kita disuguhi berbagai macam tayangan infotainment yang mengulas seputar selebriti. Sekarang ini banyak para produser berlomba-lomba untuk membuat rumah prokdusi yang memproduksi infotainment dan dibuat sedemikian bagusnya untuk menarik para penontonnya. Infotainment sendiri menyedot banyak perhatian khalayak diseluruh Indonesia. Didalam infotainment sendiri menceritakan tentang seluk beluk para selebriti mulai dari kehidupan pribadi, percintaan, pernikahan sampai dengan perceraian. Sebenarnya hal-hal tersebut tidak perlu dikonsumsi oleh orang banyak karena merupakan privacy orang. Tapi dengan adanya infotainment yang sangat laku dipasaran maka mereka berusaha mencari informasi sampai detail dari hal yang bersifat pribadi dan kecil sampai yang terbesar. Selebriti merupakan obyek utama yang ada diinfotainment. Setiap hal dilakukan oleh para artis pasti akan terekspose keluar. Bahkan ada tayangan infotainment yang mengulas habis-habisan tentang kehidupan pribadi mereka.Infotainment sebagaimana dikenal selama ini adalah sejenis acara televisi yang memadukan dua unsur yakni informasi dan hiburan. Acara ini mulai muncul di era 90-an dan semakin marak seiring dengan lahirnya stasiun-stasiun televisi. Karena sifatnya informatif dan menghibur, acara ini mendapatkan tempat di hati masyarakat. Hal ini ditandai dengan meningkatnya rating (peringkat atas banyaknya jumlah penonton) untuk acara sejenis ini. Sedemikian lakunya, sehingga ada stasiun televisi yang menayangkan acara jenis ini sampai 3 kali dalam sehari. Persoalan kemudian muncul ketika domain acara ini yang seharusnya menginformasikan sisi positif dari seorang tokoh, dan menghibur dalam arti yang positif, bergeser kepada informasi sisi negatif dari kehidupan sang tokoh, serta hiburan yang dimanupulasi dari perseteruan, perselingkuhan, perceraian, yang disajikan dengan teknologi efek yang canggih. Pemirsapun seakan disihir dengan manipulasi kata-kata dan Ungkapan-ungkapan yang memperlihatkan keprihatinan atas kasus atau perilaku negatif dari seorang tokoh. Penyajian yang manipulatif ini pun ternyata “memikat” masyarakat sehingga rating acara tetap tinggi. Contoh gosip melalui infotainment yaitu insert, silet . Selama satu jam, Silet hadir untuk mengupas tuntas kisah dan kasus para selebritis tanah air. Dengan gaya bahasa yang puitis, Silet menjadikan hal-hal yang tabu menjadi layak dan patut diperbincangkan. Infotainment yang mampu membahas dunia selebritis setajam silet ini sanggup menghadirkan nara sumber yang sulit ditemui sekali pun.Dengan reputasinya, Silet selalu berhasil membuat selebritis angkat bicara tentang persoalan yang tengah mereka hadapi bahkan tidak jarang sampai menguraikan air mata. Investigasi yang mendalam juga turut menjadikan Silet berbeda dari tayangan infotainment lainnya. Tidak heran jika acara yang dipandu Feni Rose dan Donna Arsita ini selalu dinantikan kehadirannya. Ada 41 acara infotainment di seluruh stasiun televisi. Bila dijumlahkan, durasi total semua acara tersebut mencapai 22 jam dalam sehari. Pada tanggal 27-30 juli 2006, Musyawarah Nasional Alim Ulama (Munas) dan Konferensi Besar (Konbes) Nahdlatul Ulama di Surabaya, mengharamkan tayangan ini dengan beberapa pertimbangan, yaitu, pertama, tayangan infotainment sudak masuk terlalu jauh ke ruang privat yang bisa dikategorekan pergunjingan (ghibah) orang lain di depan public, seperti rumah tangga artis yang dikabarkan retah karena selingkuh, padahal kabar itu hanya gosib belaka, belum tentu kebenarannya. Kedua, tayangan infotainment merupakan salah satu acara yang pada durasinya sudah masuk kategori berlebihan. Karena hampir setiap saat, pemirsa dijelajahi tayangan itu, sehingga masyarakat mudah terbius untuk terus menerus menonton pergunjingan orang lain. Ketiga, tayangan infotainment telah menimbulkan dampak negatif (mudharat) pada masyarakat. Sehingga menayangkan atau menonton acara yang mengarah pada upaya yang menyebarkan fitnah -melalui acara apapun- adalah haram, kecuali didasari tujuan yang dibenarkan secara syari’at seperti memberantas kemungkaran, memberi peringatan , menyampaikan pengaduan/laporan dan atau meminta fatwa hukum. Apakah infotainment itu bagian dari pers? Menurut Aliansi Jurnalis Independent (AJI) Jakarta, tayangan infotainment perlu dilihat dari dua aspek, yaitu apakah tayangan ini memenuhi kepentingan public dan etika jurnalistik. Artinya jika tayangan infotainment itu tidak memenuhi kepentingan masyarakat, maka acara ini telah melanggar kode etik jurnalisme. Karena semangat jurnalisme itu mengabdi pada kepentingan public. Melarang masyarakat menonton infotainment juga tidak akan mengakhiri penderitaan social khalayak penggemar infotainment, lantas, kita harus selektif dalam mengkonsumsi berita, tidak asal percaya kepada berita, karena tidak semua tayangan mengindahkan kode etik jurnalistik, tetapi lebih kepada kepentingan kapitalis. Dampak negatif dari infotainment • Meningkatnya kasus perceraian pada zaman sekarang yang disebabkan oleh pengaruh acara infotainment yang menayangkan tentang kasus-kasus perceraian para artis. Lagipula kisah perceraian seseorang adalah sebuah hal yang menyakitkan bagi sebagian besar orang, tapi hal itu dianggap sebagai tayangan yang menghibur. • waktu luang yang terbuang percuma, • menjadikan ibu-ibu rumah tangga jadi tidak produktif karena asyik menonton televisi. • membicarakan isi infotainment yang mereka tonton pada saat berkumpul di acara pengajian, arisan, atau saat berbelanja. • Menghilangkan ranah privat dan ranah publik, • Mengganggu Orang Yang Sedang Diperbincangkan / Dibahas • Menjerumuskan Masyarakat Pada Gaya/Pola Hidup Yang Salah • Contoh Buruk Bagi Anak-Anak Dampak positif dari infotainment • Kontrol sosial para public figure Public figure akan lebih berhati-hati dalam bertindak, karena mereka adalah sorotan publik dan media, sedikit saja mereka melakukan hal-hal yang tidak biasa, baik itu hal positif maupun negatif, akan menjadi berita besar bagi media dan publik. • Meningkatkan popularitas public figure Dengan adanya pemberitaan infotainment akan terjadi peningkatan popularitas para public figure yang mana sebelumnya sudah menghilang dari peredar kemudian tampil kembali karena adanya tayangan infotainment tersebut. • Menginspirasi banyak orang Liputan infotainment tidak selalu negatif, melainkan hal-hal positif yang dapat menginspirasi banyak orang misalnya saja artis yang sangat muda bisa menyanyi, mengarang lagu, akting dan bisa mencari uang sendiri. • Sarana informasi Tidak selamanya tayangan infotainment tentang hal-hal negatif, adakalanya tayangan infotainment dijadikan media oleh pemerintah untuk mensosialisasikan hal-hal positif yang berupa himbauan kepada masyarakat, semisal menghemat listrik, bahaya narkoba, HIV AIDS dan lain sebagainya. • Lapangan pekerjaan Sedikit banyak tayangan infotainment menyerap tenaga kerja yang bisa mengurangi angka penganggura di Indonesia. Hubungan Infotainment dengan Sistim Komunilasi Indonesia Infotainment adalah salah satu bagian dari Sistem Komunikasi Indonesia, dimana media menyampaikan pesan tentang kabar selebriti, dari gaya hidup, kehidupan rumah tangga, prestasi, kehidupan sosial, perselingkuhan, perceraian, pernikahan, meninggal, dan percintaan. Kabar ini mempunyai efek kepada para penikmat infotainment, dan efek tersebut lebih banyak pada hal negatif, ironisnya, sebagian besar dari kita, tidak mengindahkan kebenaran berita tersebut, dan "dibodohi" oleh media. Media menyajikan berita tidak memperhatikan efek kepada para konsumen infotainment, melainkan hanya mengejar rating, dan ketidakpedulian ini dinikmati oleh para penggemar infotainment, sehingga jalan mereka searah. Efek negatif dari pesan ini harus kita hindari, terutama kepada diri kita sendiri, hingga orang-orang terdekat kita, dengan cara menyadari kepentingan media, dan selektif terhadap "berita" infotainment.

No Comment