Navigation


RSS : Articles / Comments


Manajemen Makna Terkoordinasi (Coordinated Management Of Meaning)

5:04 PM, Posted by By Communicator 12, 4 Comments

Koordinasi: sebuah proses saling mengerti antara dua orang atau lebih untuk melaksanakan suatu hal. Koordinasi akan terjadi jika kita melakukan planning sebelum melaksanakan kegiatan tersebut. Dalam Konteks bab ini, diartikan sebagai ketika 2 orang berusaha untuk mengartikan pesan-pesan yang berurutan dalam percakapan mereka. Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya dari anggota organisasi serta penggunaan sumua sumber daya yang ada pada organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya (James A.F. Stoner). Ferdinand de Saussure ( dalam Abdul Chaer, 1994:286) mengungkapkan pengertian makna sebagai pengertian atau konsep yang dimiliki atau terdapat pada suatu tanda linguistik. Dalam percakapan dan melalui pesan-pesan yang kita kirim dan terima, orang saling menciptakan makna. Saat kita menciptakan dunia sosial kita, kita menggunakan berbagai aturan untuk mengonstruksi dan mengoordinasikan makna. Maksudnya, aturan-aturan membimbing komunikasi yang terjadi diantara orang-orang. CMM berfokus pada relasi antara individual dengan masyarakatnya. Melalui sebuah struktur hierarkis, orang-orang mengorganisasikan makna dari beratus-ratus pesan yang diterima dalam sehari. Asumsi-Asumsi Manajemen Makna Terkoordinasi CMM berfokus pada diri dan hubungannya dengan orang lain, serta mengkaji bagaimana seorang individu memberikan makna pada sebuah pesan. Teori ini penting karena berfokus pada hubungan antara individual dengan masyarakatnya (Philipsen, 1995). Manusia, karenanya, mampu menginterpretasikan makna. Selain itu juga terdapat beberapa asumsi: 1) Manusia hidup dalam komunikasi 2) Manusia saling menciptakan realita sosial 3) Transaksi informasi bergantung pada makna pribadi dan interpersonal Kepercayaan bahwa orang-orang saling menciptakan realitas sosial mereka dalam percakapan disebut sebagai konstruksionisme sosial (social constructionism). Cronen, Chen, dan Pearce (1988) menyatakan bahwa: “Terkadang tampaknya individu-individu berkomunikasi untuk mengekspresikan emosi mereka dan untuk merujuk pada dunia di sekeliling mereka. Akan tetapi, dari mana datangnya’ individu’, ‘emosi’, dan ‘peristiwa/objek’? semua ini dikonstruksikan dalam proses komunikasi”. Realitas Sosial (Social Reality) Merujuk pandangan seseorang bagaimana makna dan tindakan sesuai dengan interaksi interpersonalnya. Ketika ada 2 orang yang terlibat dalam percakapan, orang-orang tersebut telah memiliki banyak sekali pengalaman bercakap-cakap dimasa lalu dari realitas-realitas sosial sebelumnya. Makna Pribadi (Personal Meaning). Didefinisikan sebagai makna yang dicapai ketika seseorang berinteraksi dengan yang lain sambil membawa pengalamannya yang unik dalam interaksi. Ketika dua orang sepakat mengenai interpretasi satu sama lain mereka dikatakan telah mencapai makna interpersonal (Interpersonal Meaning). Cushman dan Whiting (1972) berpendapat bahwa makna interpersonal dapat dipahami dalam berbagai macam konteks, termasuk keluarga, kelompok kecil, dan organisasi. Mereka melihat bahwa makna interpersonal saling diciptakan oleh para partisipan. Ketiga asumsi diatas membentuk suatu latar untuk mendiskusikan Manajemen Makna Terkoordinasi, teori ini didasarkan pada konsep-konsep komunikasi, realitas sosial, dan makna. Hierarki Makna Terkoordinasi Menurut para teoritis CMM, manusia mengorganisasikan makna dengan cara yang hierarkis. Ini merupakan salah satu ciri inti dari CMM. Pola Budaya – Naskah kehidupan (autobiografi) – Hubungan (kontrak) – Episode – Tindak Tutur – Isi. Isi (content) Merupakan langkah awal dimana data mentah dikonfirmasikan menjadi makna. Bayangkan level isi sebagai pesan tanpa konteks (Pearce, Cronen, dan Conklin 1979). Tindak Tutur Pearce (1994) mendeskripsikan tindak tutur (speech acts) sebagai ‘tindakan-tindakan yang kita lakukan dengan cara berbicara…[termasuk] memuji, menghina, berjanji, mengancam, menyatakan, dan bertanya’(hal. 104). Episode Untuk menginterpretasikan Tindak Tutur, Pearce dan Cronen (1980) membahas Episode, atau rutinitas komunikasi yang memiliki awal, pertengahan, dan akhir yang jelas. Dalam sebuah interaksi, individu-individu memiliki perbedaan dalam bagaimana mereka menandai (punctuated) atau menekankan sebuah Episode. Hubungan Dimana dua orang menyadari potensi dan batasan mereka sebagai mitra dalam sebuah hubungan. Hubungan dapat dikatakan sebagai kontrak, dimana terdapat kesepakatan dan pengertian antara dua orang dalam berperilaku. Para Teoritis menggunakan istilah keterlibatan (enmeshment) untuk menggambarkan batasan dimana orang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari suatu sistem hubungan. Naskah Kehidupan Kelompok-kelompok episode masa lalu dan masa kini disebut naskah kehidupan (Life Script) yang menciptakan suatu sistem makna yang dapat dikelola bersama dengan orang lain. Pola Budaya Disebut sebagai cultural pattern atau archetype dapat dideskripsikan sebagai ‘gambaran yang sangat luas dari susunan dunia dan hubungan seseorang dengan susunan tersebut’ (Cronen dan Pearce,1981 hal. 21). Contoh pola budaya adalah : individualism di Amerika Serikat, dan kolektivisme yang terjadi di Peru, Columbia, dan Taiwan Koordinasi Makna: Mengartikan Urutan Koordinasi ada ketika 2 orang berusaha untuk mengartikan pesan-pesan yang berurutan dalam percakapan mereka. Pengaruh Terhadap Proses Koordinasi Koordinasi dipengaruhi oleh moralitas dan budaya. Banyak teoritis CMM seperti Pearce, menjelaskan moralitas sebagai penghargaan, martabat, dan karakter. Selain moralitas, koordinasi juga dipengaruhi oleh sumberdaya yang ada pada seseorang. Sumberdaya menurut Teoritis CMM: cerita, gambar, simbol dan institusi yang digunakan orang untuk memaknai kehidupan mereka.

4 Comments

Anonymous @ June 28, 2011 at 10:07 PM

halo< saya mau tau donggg contoh kasus nyaa. boleh ga? saya binung.. buth bgt buat tugas kuliah saya. terimakasih banyak sebelumnya :)

Anonymous @ June 28, 2011 at 10:26 PM

halo saya mau tau donggg contoh kasus dari teroi manajemen terkordinasi. saya buth bangettt buat tugas kuliah. saya bingung contoh kasus dan analisanya apa. tolong dibantu yaaa. terimakasih banyak sebelumnyaaaa :D tlg bgt ya bantuannya... :))

Anonymous @ September 23, 2013 at 8:08 PM

referensi harusnya juga dicantumkan nih !

Anonymous @ January 11, 2014 at 9:29 PM

ini ga yakin siapa copas siapa!