Navigation


RSS : Articles / Comments


Public Relation (PR)

5:19 AM, Posted by By Communicator 12, No Comment

Organisasi Publik mengajak berkenalan dengan sosok Public Relations sebagai suatu bidang kajian yang bermanfaat bagi perkembangan peradaban ummat manusia dan organisasi sebagai wahana kiprah manusia merealisasikan keunggulan bakat potensinya. Dan disini dijelaskan juga tentang jati diri PR adalah kajian tentang relasi antar manusia untuk merealisasikan keunggulan bakat-potensinya mengembangkan organisasi sejalan dengan harapan publik dalam rangka mewujudkan citra positif-konstruktif. Kunggulan bakat-potensi manusia yang diungkapkan melalui membangun relasi dengan format terorganisasi yang dilakukan dengan serangkaian aktivitas pembaharuan pengetahuan, pemahaman, dan pengertian secara berkesinambungan akan posisi-perannya, jabatan-tugasnya, pekerjaan-metodenya agar memungkinkan terwujud kinerja organisasi yang membentuk citra baik (positif-konstruktif) di mata publik yang mencerminkan derajat kehormatan dan kesejahteraan hidupnya. Bab ini juga membahas tentang visi dan misi, yang berisi tentang harapan yang akan dicapai dan PR sebagai bidang kajian keilmuan melandaskan diri pada Visi Keunggulan Insani. Visi PR memandang Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, di dalam pribadinya telah tertanam secara fitrah bakat-potensi luar biasa. Satu keunggulan utama manusia yang dapat digali benihnya, disemaikan, ditumbuh-kembangkan melalui kemampuan komunikasinya. Visi PR terhadap manusia memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki bakat potensi unggul, dan berkemampuan luar biasa. Hakekat organisasi adalah ungkapan mental-kejiwaan manusia secara utuh. Public Relations adalah fungsi manajemen yang menegakkan dan menjaga-pelihara hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara organisasi dan publiknya dimana padanya bergantung kesuksesan dan kegagalannya. Organisasi Publik mengajak berkenalan dengan sosok Public Relations sebagai suatu bidang kajian yang bermanfaat bagi perkembangan peradaban ummat manusia dan organisasi sebagai wahana kiprah manusia merealisasikan keunggulan bakat potensinya. Dan disini dijelaskan juga tentang jati diri PR adalah kajian tentang relasi antar manusia untuk merealisasikan keunggulan bakat-potensinya mengembangkan organisasi sejalan dengan harapan publik dalam rangka mewujudkan citra positif-konstruktif. Kunggulan bakat-potensi manusia yang diungkapkan melalui membangun relasi dengan format terorganisasi yang dilakukan dengan serangkaian aktivitas pembaharuan pengetahuan, pemahaman, dan pengertian secara berkesinambungan akan posisi-perannya, jabatan-tugasnya, pekerjaan-metodenya agar memungkinkan terwujud kinerja organisasi yang membentuk citra baik (positif-konstruktif) di mata publik yang mencerminkan derajat kehormatan dan kesejahteraan hidupnya. Bab ini juga membahas tentang visi dan misi, yang berisi tentang harapan yang akan dicapai dan PR sebagai bidang kajian keilmuan melandaskan diri pada Visi Keunggulan Insani. Visi PR memandang Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna, di dalam pribadinya telah tertanam secara fitrah bakat-potensi luar biasa. Satu keunggulan utama manusia yang dapat digali benihnya, disemaikan, ditumbuh-kembangkan melalui kemampuan komunikasinya. Visi PR terhadap manusia memandang manusia sebagai makhluk yang memiliki bakat potensi unggul, dan berkemampuan luar biasa. Hakekat organisasi adalah ungkapan mental-kejiwaan manusia secara utuh. Public Relations adalah fungsi manajemen yang menegakkan dan menjaga-pelihara hubungan timbal balik yang saling menguntungkan antara organisasi dan publiknya dimana padanya bergantung kesuksesan dan kegagalannya. Masuk kelapangan kerja biasanya dengan latar belakang akademik dan pengalaman-pengalaman yang berbeda-beda. Langkah terbaik adalah dengan mengkombinasikan ilmu PR dengan penguasaan di bidang lain. Karena posisi yang paling sulit saat ini adalah yang memerlukan persiapan dan latar belakang yang lebih khusus. Kecenderungan umum menunjukkan bahwa keberhasilan praktisi PR dalam mencapai kesuksesan banyak dilandasi oleh kecakapannya dalam berkomunikasi, pengetahuan manajemen, kemampuan memecahkan masalah, motivasi yang besar, serta kemampuan intelektualitasnya. Dalam mewujudkan citra positif konstruktif, tugas dan tanggung jawab PR dalam organisasi dapat diperinci sebagai berikut: 1. Dengan pihak internal  Memupuk suasana yang menyenangkan  Menjadikan karyawan sebagai praktisi Public Relations  Mendorong kearah pelayanan yang baik  Menciptakan situasi komunikasi yang menstimulir gairah kerja  Membangun media-media komunikasi yang dirancang menumbuhkan jiwa korp  Mengembangkan interaksi komunikasi yang menumbuhkan kesadaran dan perhatian pimpinan organisasi terhadap kesejahteraan pegawai.  Menciptakan interaksi komunikasi yang dapat mengintegrasikan kepentingan keluarga pegawai dengan misi organisasi pemerintah. 2. Dengan pihak eksternal  Menciptakan hubungan relasi yang akrab dan saling menguntungkan  Memperluas jalinan hubungan dengan para pengguna jasa atau pelanggan  Memperkenalkan program kerja dan kegiatan  Menciptakan kondisi lingkungan publik yang menunjang misi organisasi  Memonitor pendapat dan sikap masyarakat terhadap organisasi  Menciptakan opini publik yang positif konstruktif  Memelihara hubungan baik dengan media massa PR melekat pada tugas-tugas manajer pemerintahan, yakni membantu pucuk pimpinan mengendalikan usaha-usaha adaptasi organisasi-organisasi pemerintahan terhadap tuntutan publik yang semakin berkembang agar tetap hidup tumbuh berkembang mengemban misi menuju masa depan Bidang pemerintahan sangatlah bersentuhan dengan berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat, dan pada kenyataannya setiap bidang pemerintahan sangatlah terikat dan tergantung pada peran Public Relations. Dalam artian yang sebenarnya tujuan demokrasi sendiri hampir sama dengan tujuan dari Public Relations. Tumpuan sukses pemerintahan demokratik terletak dalam menjaga hubungan yang responsif dengan warga negaranya yang didasarkan pada perasaan saling memahami dan adanya komunikasi dua arah yang berkelanjutan. Tanpa adanya pengertian dan partisipasi aktif masyarakat, para pejabat terpilih yang mendapat mandat akan kehilangan kontak dengan kebutuhan dan kepentingan yang sesungguhnya dari masyarakatnya. Program-program yang nilainya milyaran rupiah yang diselenggarakan untuk memenuhi kebutuhan publik dapat saja tidak diperhitungkan rakyat, sementara masih tersimpan gelora suara kebutuhan yang lebih mendesak. Sehingga para politisi yang memiliki kepentingan tertentu akan terus menyerang kebijakan yang diambil. Kepentinggan masyarakat yang sesungguhnya masih tertutup di bawah permukaan, yang kemudian tiba-tiba muncul dan lalu dikobarkan dengan retorika remeh untuk mengaburkan pemahaman atas permasalahan yang lebih mendasar. Banyak perkembangan yang dicapai dengan adanya media untuk pelaporan kegiatan pemerintah. Dengan demikian kegiatan atau segala bentuk aktivitas pemerintah dapat diketahui oleh masyarakat luas, sehingga dapat memantau kinerja pemerintahan. Komposisi PR dari tiap-tiap organisasi pemerintahan tentu saja berbeda tergantung pada kebutuhannya. Perbedaan antara biro PR dan PR adalah bahwa pada saat orgnaisasi mulai membelanjakan sejumlah besar uang untuk keperluan kegiatan PR, ia mulai mempertimbangkan untuk menunjuk dan memperkerjakan suatu biro PR eksternal (suatu biro yang berdiri sendiri, diluar organisasi tersebut) dan menjalin kerja sama erat dengannya dalam jangka panjang. Sedangkan bagi departemen PR yang akan terjadi adalah sebaliknya. Artinya, seandainya saja keperluan-keperluan departemen PR dirasakan semakin besar, maka organisasi itu tidak menunjuk suatu biro PR di luar orgnaisasi, melainkan ia akan membangun suatu departemen atau lembaga PR internal (menjadi salah satu bagiannya atau yang berada dalam lingkungan organisasi itu sendiri). bila suatu organisasi pemerintahan mulai terlibat dalam kegiatan PR yang sangat aktif, maka ia akan membangun atau memperbesar departemen PR internalnya (ada dilingkungan organisasi itu sendiri). Biasanya suatu organisasi baru membeli jasa konsultasi PR manakala kegiatan PR dari departemen PR tersebut memang belum terlalu banyak. Namun hal ini tidak berarti departemen PR (bersifat internal atau berada di lingkungan itu sendiri) pasti lebih baik daripada konsultan PR (bersifat eksternal atau di luar organisasi itu) maupun sebaliknya. Keduanya memiliki sifat dan keunggulan tersendiri. Biasanya suatu organisasi besar akan membutuhkan kedua-duanya. Suatu organisasi biasanya memperkerjakan biro PR eksternal atas dasar dua alasan, yaitu (1) keahlian biro tersebut dalam perencanaan dan pengadaan ruang maupun waktu penyiaran secara efisien dan ekonomis, serta (2) untuk menyadap keahlian-keahlian kreatifnya dalam merancang, menghias dan menyebarluaskan pesan-pesan yang dapat mempromosikan program kegiatan, jasa layanan atau produk publik atau citra organisasi yang bersangkutan. Usaha untuk memiliki kedua-duanya akan menelan biaya yang cukup besar, dan ini sangat mahal, sehingga akan lebih ekonomis apabila suatu organisasi yang membutuhkan hanya menyewa saja jasa PR itu dari biro-biro PR eksternal.

No Comment